Dokumentasi Humas BAZNAS RI
BAZNAS RI Maksimalkan ZIS untuk Sejahterakan Masyarakat
17/03/2025 | Humas BAZNAS RIBaru-baru ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menegaskan komitmennya dalam mengoptimalkan pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) guna mendukung pembangunan nasional serta pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Wakil Ketua BAZNAS RI, Mokhamad Mahdum, MIDEc, Ak, CA, CPA, CWM, CGRCOP, GRCE, CHRP, menyampaikan hal tersebut dalam acara Talkshow Economic Challenges Special Ramadan: Pembangunan Sosial Berbasis Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) yang diselenggarakan di Grand Studio Metro TV, Jakarta.
Dalam diskusi itu, Mokhamad Mahdum menekankan bahwa ZISWAF bukan hanya instrumen distribusi kekayaan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendorong pemberdayaan ekonomi umat secara berkelanjutan.
"Optimalisasi pengelolaan ZISWAF dengan pendekatan inovatif dan profesional akan meningkatkan efektivitas dalam memberdayakan mustahik menjadi muzakki, serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip syariah," ujar Mokhamad Mahdum.
Ia juga menjelaskan bahwa BAZNAS menerapkan standar evaluasi pengelolaan zakat, salah satunya Indeks Zakat Nasional (IZN), yang berfungsi sebagai alat ukur kinerja pengelolaan zakat guna memastikan perbaikan berkelanjutan.
“Indeks Literasi Zakat di Indonesia saat ini berada di angka 74,83 atau kategori menengah. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya zakat,” jelasnya.
Mo Mahdum menambahkan, BAZNAS telah bekerja sama dengan 24 perbankan, 24 aplikasi platform komersial, 7 platform non-komersial dalam mengoptimalkan pembayaran zakat. Kemajuan yang signifikan juga terlihat dari berkembangnya Zakat Virtual Assistant dan Voice Command Zakat Assistant berbasis Artificial Intelligence (AI).
“Digitalisasi pengelolaan zakat telah meningkatkan efisiensi dan transparansi. Pengumpulan zakat secara digital mengalami kenaikan rata-rata 202,5 persen dalam 10 tahun terakhir,” ungkap Mahdum.
Menurut data yang disampaikan oleh Mo Mahdum pada tahun 2024, BAZNAS mengalokasikan dana sebesar Rp68,3 miliar kepada 26.778 mustahik UMKM. Program yang bertujuan mengubah mustahik menjadi muzakki berkelanjutan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pendanaan ZIS tidak hanya digunakan untuk bantuan konsumtif, melainkan ke beberapa program pemberdayaan masyarakat.
Mo Mahdum mengatakan bahwa seluruh program BAZNAS membantu mencapai SDGs. Dana dialokasikan untuk sosial kemanusiaan, 23,5 persen untuk pendidikan, 20 persen untuk ekonomi, 17,4 persen untuk kesehatan, 5,1 persen untuk advokasi dan dakwah, dan 3,5 persen untuk pemberdayaan masyarakat.
Sebagai aksi meningkatkan kepercayaan publik, BAZNAS menerapkan audit independen setiap tahun dan memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Selain itu, BAZNAS mengembangkan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA), yang memantau secara real-time penerimaan dan distribusi dana.
Pada 2025, BAZNAS akan memiliki 10 program utama, yakni beasiswa dan pendidikan, microfinance, Zmart, ZChicken, santripreneur, BAZNAS Rumah Layak Huni (RLHB), Rumah Sehat, dan pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Komitmen ini diharapkan dapat memperkuat peran ZISWAF dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai provinsi di Indonesia.`
Dalam pelaksanaannya zakat sebagai salah satu implementasi rukun islam yang tujuan utamanya adalah menyisihkan sebagian harta. Maka, dari semua langkah optimalisasi ZISWAF, BAZNAS turut mengimbau agar masyarakat menyisihkan hartanya untuk berzakat. Kegiatan ini menjadi kesempatan BAZNAS dalam menyosialisasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berzakat, infak, dan sedekah di lembaga-lembaga resmi.
Kegiatan ini juga dihadirkan oleh Ketua Badan Wakaf Indonesia, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, Wakil Ketua Umum VI IAEI, Dr. Irfan Syauqi Beik, serta Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitul Maal BRILiaN, M. Dadang Permana KF.
